Tinggal menghitung jam saja angka 2014 berganti menjadi 2015. Tahun baru sebentar lagi. 365 hari kembali berlalu. Banyak kejadian-kejadian yang membuat up and down and up again dan melatih mental yang lama-lama bikin mental, haha.

Pengalaman yang paling kece tentu saja bisa ke rumah Allah yang paling aku sayangi. Terus, sempat jadian sama teman paling asyik yang bikin menyesal harus kehilangan “keasyikan” dia pada akhirnya. Masih sempat digangguin sama mantan yang sekarang sudah mencapai bahagianya kini. Skripsi yang nggak terlalu pengen dikerjain tapi akhirnya kelar juga (sangat berterimakasih sama neng @ditaaart , sasuga goldar A, pengingat yang paling ampuh hehehe). Masa alumni langsung diwarnai dengan mengurus pameran di instansi sendiri dan akhirnya merintis diri menjadi seorang pemasak di salah satu kafe di Yogyakarta, one of my passion finally, granted (sakjane masih pengen main dulu sih, hahaha, tapi kalau ditunda dipatok ayam lain :v)

Nggak kerasa pula, saya melewatkan dengan tanpa dosa project foto saya di akun instagram orz... semoga tahun 2015 bisa nge-project foto lagi :3.





Well, postingan ini saya tutup dengan foto senja terakhir tahun 2014, selamat tahun baru, selamat menyelesaikan resolusi-resolusi yang telah dibayangkan dan diharapkan.
Hola halo, sudah 2 minggu lebih kita berpuasa ya, tidak terasa sebentar lagi kita sudah menyambut Hari Kemenangan, harus semakin gencar mengejar pahala sebanyak-banyaknya nih. Di edisi iseng dan selo #5 ini saya mau memberi resep yang kuah-kuah lagi, karena beberapa hari ini kota Jogja dilanda hujan dan udaranya yang adem-adem itu membuat saya ingin buat satu makanan dari resep yang sebenarnya sudah lama ingin banget saya coba. Saya temukan di majalah Animonster edisi Desember 2008, tapi lagi-lagi saya memodifikasinya sedikit dengan menambahkan parutan wortel dan kentang di dalam gulungan dan juga lelehan keju mozarella diatasnya hahaha. Eniwei, postingan ini tidak bermaksud untuk mengurangi esensi ibadah puasa kalian dengan makanan loh, kali aja malah untuk ide kalau-kalau kalian bosan dengan olahan yang begitu-begitu saja ;).

Olahan kali ini bahan utamanya hakusai alias sawi putih. Hasil contekan dari majalah Animonster, hakusai mengandung 95-96% air dan berbagai macam nutrisi, antara lain vitamin C, serat, potasium, dll meski jumlahnya sedikit. Kandungan tersebut saya rasa cocok banget buat hidangan berbuka puasa, karena kandungan air dan vitamin C-nya dapat mengembalikan cairan tubuh yang terkuras seharian. So, let’s get started~

Bahan-bahan:
6-10 helai hakusai/sawi putih. Bisa juga menggunakan kubis kalau kalian suka :3
sudah layu karena air panas :3

3 lembar daging asap

½ cangkir krim mentah

1-½sdt kaldu bubuk (masako, royco, dll) larutkan dalam satu-satu setengah air hangat

1 siung bawang putih, geprek, cincang halus

Garam dan lada secukupnya

Wortel dan Kentang masing-masing ¼ bagian saja diparut tipis

½ butir kecil bawang bombay, cincang halus lalu tumis sebentar.

Keju mozarella, secukupnya (sesuai selera sih hehe), parut.

Cara membuat:
-Masukkan helai-helai sawi yang telah dipisahkan ke dalam air panas/air mendidih selama 3-4 menit hingga layu. Kalau dalam versi saya, saya menggunakan helaian sawi putih yang bagian dalam, jadi ukurannya kecil-kecil :3. Tiriskan helai-helai sawi yang telah layu di piring.


-Taburkan sedikit garam di atas sawi yang telah layu, setelah itu taburkan pula parutan wortel dan kentang lalu gulung helaian sawi putih satu persatu dari ujung pangkal hingga ke ujung helai daun.

-Potong daging asap secara vertikal menjadi 2-4 bagian dan kemudian lilitkan pada gulungan sawi tadi dengan potongan daging asap.

-Susun gulungan-gulungan sawi putih tadi di dalam panci lalu masukkan larutan kaldu bubuk dan juga bawang putih yang telah dicincang halus. Biarkan mendidih.

-Bila telah mendidih, kecilkan api, masukkan krim mentah sedikit demi sedikit dan juga lada secukupnya dan terus jerang diatas api kecil selama 10-15 menit.

-Masukkan sawi putih yang telah matang ke dalam mangkuk anti panas (saya masukkan 2 sawi putih di dalam satu mangkuk) tutup dengan krim, diikuti dengan bawang bombay yang telah ditumis (kalau ada daging asap yang sisa, potong dadu, tumis bersama bawang bombay) di atasnya setelah itu baru parutan keju mozarella sebagai akhir topping.
tumisan daging asap dan bawang bombay

parutan keju mozarella sebagai final topping, siap di panggang!

-Panggang dalam oven selama 5-10 menit hingga keju meleleh.

-Hakusai roll siap dinikmati~!



Selamat mencoba!
Hae gaes, gimana puasanya? Nggak terasa sudah seminggu lebih kita menjalankan kewajiban kita di bulan Ramadhan ini ya! Dan sudah lama juga saya tidak menulis dengan topik satu ini, iseng dan selo itu beda tipis #lihatpostinganterakhir #tahunlalu #ngeng.

Kali ini karena temanya bulan puasa dan beberapa kali Jogja diderai hujan, apalagi dari awal bulan puasa memang udah kepengin banget minimal makan yang namanya: bakso dan kuah. Well, karena kangen juga sama mie yamin di daerah Pathuk, Malioboro sana, dengan siomay kuahnya yang rancak banah itu yang sayangnya (bagi saya) sulit untuk dikunjungi kalau lagi puasa begini, selain kejauhan, teman-teman kuliah saya yang biasanya makan bareng di tempat itu satunya lagi mudik yang satunya lagi mau KKN, akhirnya kepikiran buat bikin sendiri saja, namanya juga selo :v. Resep siomay kuah-nya sendiri sebenarnya nyomot dari web satu ini:


Bahan Siomay:
6 lembar kulit pangsit rebus, siap pakai (kalau versi saya pakai 9 kulit pangsit)
50 gr wortel, serut halus (kalau saya nggak sampe 50 gr malah, cuma sekitar 20 gr :p)
~Tambahan~: daun pakcoy robek/potong bentuk segitiga

kulit pangsit instan, banyak di supermarket, di mirota juga ada

Adonan Isi, aduk jadi satu:
200 gr daging ayam cincang (ataupun giling, tinggal beli di supermarket :3)
100 gr udang kupas cincang (saya pakai sekitar 6 udang saja sebenarnya)
2 siung bawang putih, parut
1 sdm bawang merah goreng, gerus halus
1 sdm tepung terigu
1 sdm tepung kanji
1 kuning telur ayam (anyway, putih telurnya jangan dibuang ya!)
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam


Keterangan angka: 1. daging ayam giling; 2. udang cincang; 3. bawang goreng yang udah digerus; 4. tepung terigu; 5. tepung sagu/tepung kanji; 6. bawang putih yang udah dihaluskan; 7. kuning telur; 8. garam; 9. merica.

Bahan kuah, rebus jadi satu:
500 ml kaldu ayam (saya pakai tulang ayam yang dagingnya masih menempel sedikit)
1 siung bawang putih, cincang, tumis (saya nggak pakai ditumis, langsung digeprek begitu saja)
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
1 sdm daun bawang iris kasar (saya pakai daun bawang yang kecil ukurannya, karena bentuknya lucu dan jarang :p)
~Tambahan~:
6 buah bakso ikan, potong jadi dua
6 buah bakso sapi, potong jadi dua
Daun pakcoy
Mie ayam (mie telur) siap masak




kaldu ayamnya, dagingnya bisa kalian ambil untuk disajikan berbarengan dengan mie ayam :3
kayaknya ini satu merk sama pangsit yang saya beli, hahaha.

Cara membuat:
-Siapkan mangkuk-mangku kecil tahan panas, olesi sedikit minyak.

\

-Lapisi masing-masing dengan kulit pangsit yang selanjutnya diolesi dengan putih telur. Kalau versi saya, saya tambahkan daun pakcoy barulah diisi dengan adonan hingga penuh (kira-kira 1,5 - 2 sendok makan).


Kebetulan emak saya tidak begitu suka dengan saudara dan sebangsa sawi, jadi beberapa diantaranya ada yang tidak saya kasih robekan daun pakcoy :3

-Kukus dalam kukusan panas hingga matang (sekitar 7-10 menit)

-Rebus mie telurnya dengan langsung mencelupkan dengan penjaring/saringan di dalam panci rebusan kuah, tunggu 5 menit, angkat.


Dan...voila!

Mie Ayam + Siomay Kuah ala rumah~~
suwiran ayam yang untuk kaldu tadi ditaruh berbarengan dengan mie :3
いただきます~!

Sekian dulu masak dan memakannya, selamat mencoba~! Semangat terus puasanya ya! \(^o^)/
Karena kita hanya manusia, yang tiba-tiba merasa lapar dan haus dan siap mengonsumsi makanan atau minuman apa saja dan terkadang lupa atau bahkan sengaja melupakan bahwa itu bisa berbahaya bagi tubuh kita

Karena kita hanya manusia, yang terkadang kurang sadar atau bahkan sengaja berpura-pura tidak sadar bahwa sikap, perlakuan, perkataan dan kebiasaan dapat merusak sekitar kita, entah secara fisik atau perasaan sesama.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang emosi atau bahkan sengaja meluapkan amarah hanya karena masalah sepele, misalnya? Pilih nomor 1 atau 2 di pesta demokrasi periode kali ini, yang membuat banyaknya putus tali pertemanan yang sudah dibangun lama. Padahal, terpilih atau tidak jagoanmu, tidak akan membuatmu langsung jadi kaya, atau menempatkanmu di jajaran orang teratas di pemerintahan dalam sekejap, semua itu ada prosesnya, nggak ada yang instan. Namun hal itu bisa membuatmu memiliki banyak musuh, dalam hitungan waktu yang singkat hanya karena, kamu, manusia yang mempertahankan ego, ngotot kalau jagoannya yang paling oke.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang teledor atau bahkan sengaja menunda waktu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penting, dan akhirnya mengeluarkan jurus 1001 alasan mengapa tak selesai atau tidak dikerjakan sama sekali.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang tidak memperhatikan atau bahkan sengaja tidak mendengar nasehat orang-orang yang peduli dengan kita.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang merasa orang paling kesepian atau bahkan sengaja tidak melihat bahwa ada orang-orang sekitar yang memperhatikan kita.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang suka galau, merasa orang yang paling menyedihkan atau bahkan sebenarnya sadar sepenuhnya kalau memang sengaja menenggelamkan diri terhadap masalah hatinya.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang tidak jujur atau bahkan sengaja berbohong karena alasan demi kebaikan bersama. Padahal dalam hati berkata lain.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang merasa butuh pencitraan atau bahkan sengaja menggunakan banyak topeng agar terlihat lebih baik di mata banyak orang.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang merasa makhluk paling sempurna atau bahkan sengaja memamerkan kesempurnaannya itu dengan baju-baju yang terlihat belum selesai dijahit.

Karena kita hanya manusia, yang terkadang merasa paling pintar atau bahkan sengaja sok tahu tentang segala hal.

Karena aku hanya manusia, maka aku sengaja menulis ini.

Karena kamu hanya manusia, yang diantara kalian ada yang membatin, menyangkal atau mencemooh tulisan ini atau bahkan sengaja menutup mata untuk tidak membaca dan melarikan diri karena takut menerima kenyataan, bahwa aku dan kamu itu sama, hanya manusia yang bukan apa-apa di mata Tuhan.
Betulkah hari Selasa, minggu ini, tanpa sengaja kita bertemu di tempat percetakan umum—tanpa ada perjanjian sama sekali adalah sebuah kebetulan? Kau menghampiriku yang berpura-pura tidak melihatmu, padahal aku sadar sepenuhnya saat kamu masuk ke ruangan yang sama denganku, berpura-pura bahwa aku tidak menyadari keberadaanmu. Cukup aneh rasanya, seminggu setelah kita tidak bercakap-cakap dan dipertemukan secara kebetulan. Kaget, takut, sekaligus ada rasa senang yang aneh yang merambat karena “kebetulan” yang singkat itu.

Esoknya, kita bertemu, disengaja karena aku memintanya. Aku dan kamu, hari itu, “berjanji” untuk tidak akan banyak bertemu, banyak bercakap, dan menganggap ini adalah hari terakhir dan hari dikuncinya rasa yang kita simpan dan tak akan mengungkit-ungkitnya kembali. Kamu berkata akan mengubur perasaan itu dan aku hanya mendapatkan diriku menangis, karena itulah kenyataannya, itulah akhirnya. Dan aku meminta permintaan-permintaan terakhir yang rasanya tidak akan pernah didapati kemudian hari. Hari itu pula ditutup dengan banyak tawa dengan bermain dengan teman-teman satu rumahmu dan tetangga-tetangga kecilmu yang manis, dan malam ini sama seperti malam sebelumnya-sebelumnya selama setahun ini, ketika aku setelah mengantarmu pulang atau sehabis dari rumah kontrakanmu, kamu mengirim pesan singkat: "Sudah sampai rumah?" yang baru kubaca paginya.

Namun entah mengapa, ada komponen-komponen di dunia ini yang tidak terima akan kesepakatan hari itu. Karena kemarin, tanpa disengaja dan tanpa perjanjian, kembali kita bertemu, di ruangan yang kini tak sedingin tahun lalu, ruangan dimana dulu kaki-kaki besarmu yang kedinginan membungkus kaki-kakiku, meminta kehangatan. Aku mendapatimu sedang tertidur di salah satu sofa di sana, dan tanpa banyak pikir aku langsung duduk di sebelahmu yang membuatmu terbangun, diikuti wajahmu yang terpasang sedikit kaget. 

“Halo, sudah kelar ujiannya?” Ucapku membuka percakapan.

“Iya, nanti jam setengah 2 ujian lagi, cuma numpuk makalah” Jawabmu yang kuikuti anggukan kepalaku.

“Mau makan nggak?” Tiba-tiba kamu bertanya seperti itu, yang langsung aku saut anggukan kepala lebih cepat karena sadar belum makan sedari pagi dan waktu itu menunjukkan pukul setengah 12 siang. Kita melesat menggunakan motorku ke arah kampus, mengambil helmmu dan akhirnya kita makan siang, bersama.

“Kebetulan” hari itu benar-benar kita manfaatkan, melupakan perjanjian yang sehari sebelumnya kita buat. Setelah kamu selesai menumpuk tugas untuk ujianmu, kita melaju ke pameran di salah satu art gallery di daerah Krapyak.

“Ini sih cuma mengulang cerita setahun lalu” Ujarku. Dan kamu hanya terkikih pelan. Ya setahun yang lalu, aku menawari diri untuk menemanimu ke suatu acara yang mengusung tema yang menjadi passionmu selama ini dan terjadi kembali, hari ini dengan suasana yang sama, keadaan mendung kelam yang siap memuntahkan rintik-rintik air.

Perjalanan kita dilanjutkan ke salah satu cafe dimana kita dulu beberapa kali memiliki cerita disana, dan kita membuat satu cerita lagi di tempat yang sama, dan membicarakan hal-hal yang seharusnya kita kunci, yang tidak boleh kita buka kembali, dengan suasana yang masih sama hingga akhirnya rintik-rintik air itu jatuh dari atas langit gelap itu, membuat hal-hal tersebut terbuka begitu saja.

Seselesainya hujan, kita segera mencari tempat untuk beribadah dan setelahnya masih ingin melanjutkan manfaat “kebetulan” itu, sayangnya, ada satu kebetulan yang membuatmu sedih, dan matahari benar-benar sudah tenggelam yang memaksaku untuk menyudahi manfaat “kebetulan” hari ini pula. Hawa setelah hujan dan waktu menuju malam, membuat suhu di sekitar kita mendingin, dan aku kembali meminjam jaketmu, yang sehari sebelumnya kukembalikan padamu. Apakah ini juga kebetulan, agar aku bisa menemuimu lagi?

Kejadian-kejadian beberapa hari di minggu ini hanya mengingatkanku pada tahun lalu. Masih ingat kah kejadian setahun yang lalu? Di ruangan yang sangat-tidak-terkenal-sama sekali dikalangan mahasiswa di kampus kita itu—dan bahkan aku pun sendiri sekarang sudah tidak mengenal sama sekali ruangan itu, bermula dari kejadian 5 hari, dan cerita kita mulai berkembang yang diwarnai banyak cerita, tawa, canda, sedih, suka, kecewa, kesal dan rasa lainnya. Mungkin ada beberapa komponen di dunia ini yang menginginkan kita untuk terus mengingat hal itu, dengan cara kebetulan-kebetulan yang muncul begitu saja. 

“Kata orang tidak ada yang kebetulan” Katamu dan aku juga cukup sering mendengar kalimat itu dari banyak orang yang kamu sebutkan itu. Ya, aku percaya di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah Ada yang mengatur, tinggal bagaimana kita melihat, mencerna,  dan... mensyukurinya.



PS: cerita ini teruntuk "Anonymous" yang dulu pernah menunggu kelanjutan ceritanya, I'll be waiting for you to read again my story and write some comment to this post.

Eniwei, Happy Fasting! Though is too fast a day, but, kita bentar lagi ketemu bulan Ramadhan yang di rindu-rindukan banyak insan Muslim di dunia ini! Selamat berpuasa dan mohon maaf jikalau ada kesalahan ya, mari kita berlomba-lomba cari pahala lagi di bulan puasa tahun ini, yei! \^^/
foto jaman jebot, adanya ini yang lengkap orz


Bulan Mei, tepatnya sebenernya saya nggak begitu hapal, tapi salah satu diantara kami berkata pada tanggal 11, ya kemarin. Saya selalu berjanji pada diri sendiri akan memposting ketika kami merayakan hari jadi kami, DMALIKAM.

AWAL KATA D’MALIKAM
Berawal dari kami, berlima, saya (Mala), Ajeng, Lia, Icha dan Kiki menjadi salah satu tim dalam sebuah perlombaan majalah dinding ketika kami masih SMA, tepatnya masih kelas 2 SMA. Ketika semua nama-nama tim mading dari sekolah lain menggunakan kata dengan filosofi yang berbelit, kami hanya memilih satu kata, MALIK dengan menambahkan huruf D di depannya (ceritanya sih biar kece ala band Maliq & D'essentials, mwahahaha) yang tak lain adalah singkatan dari nama-nama kami, sesederhana itu kami memilih nama dan Alhamdulillah-nya masih bisa meraih jajaran 3 besar kala itu ;)
Selang beberapa waktu, Arman bergabung bersama kami. Awal tepatnya dia bergabung saya sudah lupa, tapi yang jelas Arman ini selalu kami ajak buat main bareng dan untungnya dia mau-mau aja, hehe. Dan kebetulan pula Arman ini teman saya sedari kami masih SD (jadi mudah ngehasut dia buat main bareng, bweek :p), dan nggak lama Arman bergabung, Momo juga ikut (tepatnya kami seret) bersama kami, dan well... jadilah D’MALIKAM, sebuah kumpulan warna sedari SMA hingga hampir menuju dunia kerja (tssaaahh).

AWAL KATA “TETECE” DAN “GUMIES”
Nah, kalo kata TETECE itu juga singkatan yang sederhana juga yang dikarang sama Arman (anak satu ini emang paling jago kalo bikin istilah btw :p). Kepanjangannya Tenguk-Tenguk Crito. Tenguk-tenguk itu sebenarnya dari bahasa Jawa yang kalau saya cek di internet (si Empu istilah belum balas waktu saya ketik ini, hahaha) mendekati kata nongkrong, tapi kalau yang punya artikelnya (kalian bisa cek disini) bilang lebih ke aktivitas hanya duduk, domblong (bengong), lirik sana-sini. Tapi kalau dari Arman beda, maksudnya ya duduk-duduk cerita, alias, kami kumpul, duduk disuatu tempat (apapun tempatnya itu, yang nggak elit sekalipun semacam pinggiran nol kilometer atau angkringan tugu sudah cukup) dan bercerita, macam-macam. Dari curhat pacar, sekolah/kuliah, ujian, teman sekampus, musuh, bahkan sampai gojeg kere (becandaan nggak mutu) pun kami suarakan. Membuang waktu? Memang, tapi kami puas, karena semenjak kami tidak satu sekolah, terpisah, banyak kegiatan di waktu dan tempat yang berbeda, membuat kami sulit untuk bertemu. Dan itulah momen berharga kami, ketemu, ngobrol nggak karuan, kesana kemari.
Nah kalo GUMIES sendiri sebenarnya saya buat karena mau membuat grup di FB, karena saking jarangnya kami bertemu. Sayangnya sekarang udah nggak begitu aktif, karena sudah pindah kandang ke LINE, lebih praktis dan mudah dicek. GUMIES sendiri itu dari kata GUMI, yang saya ambil secara ngasal dari bahasa Jepang, dari kata bangumi yang berarti program TV, hahaha, nggak nyambung memang, tapi kalau ditilik, program TV itu banyak ragamnya yang disampaikan, begitu pula kami, ketemu, banyak hal yang bisa kami bicarakan, kami utarakan.

US!
Bicara tentang kami, kami ini satu sama lain sifatnya beda-beda. Suka debat, tapi baikannya juga cepat. Sebenarnya hal tentang orang-orang di dalam D’MALIKAM sudah pernah diposting sama Arman di blognya, tapi itu dari pandangannya. Nah sekarang, dari saya yak ceman-ceman :p

Ajeng: wanita (atau masih gadis? ah sudahlah :v) satu ini adalah manusia pertama diantara kami yang sudah lulus pendadaran dan tinggal nunggu wisuda (dan juga dilamar kekasih, ihir!). Ajeng itu orangnya tipe-tipe tsundere kalau istilah Jepangnya, keras tapi sebenarnya niatnya baik dan lembut (bweehh). Pertama kali kenal dengan Ajeng, saya selalu berpikir bakal nggak cocok sama orang ini (aku jujur jeng, jujur!) karena watak teguh dan sedikit ngototnya itu (dulu kok jeng, dulu, sekarang sih masih, tapi sudah cukup terkontrol *slapped*), tapi saya suka loh curhat tentang pacar sama ajeng. Advice-nya bisa dibilang “bener juga, ya”. Jadi kalau ngobrol sama dia isi utamanya adalah satu: curhat tentang laki.

Lia: cewek gahol satu ini nasibnya mirip-mirip sama saya, pernah pacaran sama lelaki yang punya hubungan sama kompie yang berujung kandas. Cewek yang supel tapi kalau ngomong kadang-kadang suka lupa di-filter ini adalah penyelamat waktu KKN saya dulu. Sampai sekarang barang-barang saya masih di rumahnya dia yang kebetulan cuma 10 menit dari tempat KKN (sori li, ASAP saya ambil wis). Kalau ngomong sama dia nggak jauh-jauh dari foto dan musik indie, betul begitu mbak Lia?

Icha: gadis murah hati dan tidak sombong tapi tiba-tiba suka heboh sendiri ini adalah yang paling muda diantara kami tapi termasuk jajaran yang udah kelar kuliahnya. Rumahnya yang kebetulan belakang SMA kami selalu jadi tempat nongkrong atau sekedar jadi tempat kumpul kalau kita mau ketemuan atau pergi ke suatu tempat. Sikap nyonyah (panggilan kami buat Icha) satu ini lebih suka jadi penengah ketika semuanya pada ribut. Ngobrol sama nyonyah nggak jauh-jauh dari kehidupan kerjanya dia sekarang dan akhir-akhir ini kami suka ceng-cengin (godain) dia karena akhirnya dia menuju dunia asmara (sakjane wis suwi, cuma sayanya aja yang suka telat).

Kiki: perempuan yang suka menulis ini memenuhi janji seorang guru di SMA akhirnya, untuk menjadi seorang penulis. Saya lupa guru apa waktu itu, tapi saat itu, sang guru menantang seluruh muridnya untuk memenuhi target atau keingingannya dalam 5 tahun dan kiki adalah salah satu murid tersebut. Darah penulis sendiri sudah mengalir karena kedua orang tuanya merupakan guru Bahasa Indonesia yang disegani. See, sampai-sampai tulisan saya untuk kiki menggunakan EYD dan sedikit aksen sastra di dalamnya (ceilah). Cewek berbintang aries yang identik dengan keras kepalanya ini suka banget ngasih advice tentang dunia percintaan, panjang lebar.

Arman: sahabat kental sejak masih SD ini gayanya kalem-kalem heboh juga. Tapi hati-hati, kalau dia udah diam, dia bisa menyimpan banyak hal yang ia ingin muncratkan sebenarnya. Cowok yang senang banget sama Lady Gaga dan passionnya di dunia fashion ini juga suka loh kasih advice yang nggak kalah kecenya (yang kadang-kadang juga ditanggepi: “hmm, kan.. penyakitnya kumat”) dan satu lagi kalimat yang paling saya senangi kalau semuanya udah ketangkep basah pengen melakukan hal sesuatu ke dia atau hal yang nggak jelas di depannya: “iki ki do ngopo toh?? (ini pada ngapain sih??)”. Walau terkadang cerewet melebihi cerewetnya kami (para cewek) sebenarnya dialah perekat kami, saya akui itu man ;).

Momo: Cowok yang perhatian banget sama kita-kita ini kadang-kadang suka ngilang tiba-tba sehingga perhatiannya terhadap kami juga ikut ngilang sama raganya. Pembawaannya yang periang, membuat kami juga jadi senang. Tapi ya itu mo, kamu jangan suka tiba-tiba ngilang dong... kasih tahu lah kamu mau kemana, kali aja kan bisa titip oleh-oleh (lah). Jujur mo, kadang-kadang aku nggak bisa bedain saat kamu becanda atau serius, seperti kasusnya nyonyah dan kamu. Well, intinya, kalau nggak ada cowok ini, nggak ramai, titik.

                
Segitu saja tentang 6 warna yang sudah cukup mewarnai hidup saya selama 5 tahun ini. Ya, mereka ini termasuk dunia kecil namun berarti yang saya punyai saat ini. Maaf ya, saya ini paling yang susah diajak kumpul sama kalian, tapi percayalah, saya suka menyesal nggak bisa ikut kumpul sama kalian ketika kalian bisa ketemuan. Eniwei kalau penilaian tentang saya dari mereka, saya itu mellow-drama, kadang suka ngungkit-ungkit masalah lama dan yang seharusnya sudah ditutup. Tapi, mereka cukup tabah mau dengerin celotehan saya kalau-kalau sudah buka buku lama, dan ingat banget nangis sesenggukan gara-gara masalah sepele di depan kalian, hahaha.. terimakasih, sudah mau menghadapi saya waktu itu, semoga nggak kapok dan selalu tetap menjadi diri kalian masing-masing, warna masing-masing. Selamat ulang tahun untuk kita semua!
*Shinnen Akimashite Omedetou!! 



YESSHH, IT'S 2014 NOW! Happy New Year all!! New year, new hope! Hope we always have a wonderful, great, and another unexpected experiences in this whole 2014! And I want to apologize that in last two months ago I didn't wrote anything in this blog, I've been busy with my reality life and I'm serious about that (LOL). 

Here's some fireworks pictures that I captured in 12 o'clock in our 1st January 2014. Enjoy!





Fireworks War... Unfortunately the left one.. cropped *cry*



My neighbors also enjoy the beauty fireworks night :)

Well, karena saya sudah males sok-sokan pake bahasa Engrish acak adut, mending saya menggunakan bahasa ibu tercinta saya, Bahasa Indonesia (halah). Jadi apa harapanmu untuk tahun 2014 ini? Sudah ada rencana? skripsi? lulus? atau malah menikah dan bekerja? hahaha, apapun harapanmu untuk tahun 2014, jangan lupa sertakan doa untuk setiap memulai harinya *tssaahh* So now.. time to go bed, and enjoy your new year, new life, new experiences! Ciao~