Tanggalan di Kalender Hijriyah di blog menunjukkan tanggal 10 Dzulhijjah 1434 H, Selamat Idul Adha teman-teman! Semoga arti "keikhlasan dalam berkorban" yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As selalu menyertai kita semua ya :), aamiin. Dan selamat juga untuk orangtua atau bahkan kamu sendiri yang sedang menunaikan ibadah haji \(^ ^)/

Iseng kali ini temanya Idul Adha, identik dengan sapi dan kambing yang telah disembelih dan siap di...bagikan kepada orang yang layak mendapatkannya :). Hehehe, tapi setelah itu, biasanya orang-orang bakal "nyate" untuk olahan dagingnya. 

Nah, selonya adalah.. keluarga saya (terutama abang ipar) punya ide untuk bikin sate klathak. Iya, sate yang pake jeruji sepeda itu akhirnya kami laksanakan tadi siang :v.

Sate Klathak ala rumah :p

Bumbunya? Nyontek dengan Sate Klathak yang ada di Bantul sana, campuran garam dan merica saja, kebetulan dirumah ada Mbok Yah yang emang asli dari Bantul juga, jadi rasanya nggak jauh-jauh amat dari yang aslinya :9.

Masih ada yang pake kayu, itu biar dibumbuin pake kecap :9

Keseloan abang ipar, beli jeruji sepeda karena disuruh emak atau emang juga penasaran pengen coba

Dan sekian laporan sengsel kali ini... mari kita tutup postingan ini dengan foto terakhir

siraman sambel kecap diatas sate klathak yang rancakbana~ へ(゜∇、°)へ

Sekali lagi Selamat Hari Raya Idul Adha teman-teman, hati-hati kolesterol, di kontrol ya makannya :p.
Hola, ketemu lagi di segmen iseng dan selo itu beda tipis :v. Kali ini selonya karena nggak ada kuliah dan isengnya lagi buka-buka tentang resep dan masak-memasak di internet #halah.

Lagi-lagi pengen banget bikin sesuatu buat.... ya buat membalas kebaikan sekaligus membunuh keseloan yang ada hari ini (`・ω・´)”. Bermodalkan dari bongkar membongkar logistik di rumah akhirnya menemukan ini di kulkas:

Tulip Chicken

Ada juga yang bilang ini drumstick chicken padahal ya beda :v. Daging beginian bisa banget kamu temukan di supermarket besar semacam carefour dengan harga antara 15-20ribuan rupiah.

Lalu mendapat ide dari gambar-gambar di internet daging ayam ini untuk digoreng tepung aja. Modal dari bongkar-bongkar logistik di rumah (lagi), menemukan beberapa bumbu untuk campuran tepung dasarnya:

1. Tepung Terigu; 2. Penyedap rasa (Masako); 3. Bubuk bawang putih; 4. Bubuk Pala; 5. Merica bubuk

Sebenarnya sudah banyak tepung-tepung bumbu yang dijual di pasar/supermarket/ minimarket/warung. Tapi namanya juga selo jadi saya bikin sendiri racikannya, perbandingannya:

2-4 sdm besar tepung terigu
1 sdt masako
1-1½ sdt bubuk bawang putih
1 sdt bubuk pala
1-2 sdt merica bubuk
1 sdt garam

racikan tepung ini bisa buat 10 potong chicken tulip :3

How to make it:

- kocok lepas 1 butir telur ayam
- siapkan piring dua lagi, satu untuk tepung roti/panir kayak gini:

merknya macem-macem, warna tepungnya juga ada yang agak keoranye-oreanyean kayak gini, yang putih juga ada :3
- satu piringnya lagi untuk tempat tirisan.
- celup ayam dengan urutan seperti ini: 

tepung dasar-telur-tepung dasar-telur-tepung roti/panir
jadinya kayak gini :3

- bungkus dengan plastic-warp dan masukkan ke freezer selama 5-10 menit. Akan lebih baik lagi di dalam freezer-nya selama 30 menit jika banyak waktu beneran selo pokoke ;).
- selagi nunggu tepung panirnya merekat, tumis sayur beku dengan bawang bombay dan goreng kentang :3.

sayur beku ala cafe-cafe nun resto itu loh :p

- selesai numis dan goreng kentang, keluarkan ayam tulip dari freezer dan goreng di atas api kecil agar matang di dalam dan nggak bikin gosong kulitnya (-^〇^-)
- tata di piring, kalau mau dihias-hias ala resto beneran juga boleh, dan, voila, ini versi saya:

tadaaaaa~~

eh itu apa yang diatas ayamnya? haha, itu campuran saus manis hasil racikan iseng dengan bahan-bahan seperti:

-saus tomat setengah botol kecil
-5 sdm saus inggris
-½ sdt penyedap rasa
-½ sdt garam
-½-1 sdt merica
-1-1½ sdm gula pasir
-1 sdm tepung maisena, larutkan dengan sedikit air 
-air secukupnya

cara membuatnya:
campur semua bahan kecuali larutan tepung maisena diatas api kecil, kalau sudah meletup-letup masukkan tepung maisena, aduk cepat dan rata hingga mengental, simpel ;).

sekian iseng dan selo itu beda tipis kali ini, salam sengsel ヽ(*・ω・)ノ
Tepat satu minggu lebih satu hari saya dan teman-teman kampus saya menikmati gelap, lembap dan panjangnya gua yang menghubungkan 2 kabupaten di DIY ini, Bantul dan Gunung Kidul. 


22 September 2013, (sekitar) 07.00 WIB

Kami bertujuh, saya, Winny, Wisnu, Tamam, Myke, Edi dan satu teman impor langsung dari Jepang, Norito berkumpul di bunderan UGM untuk berangkat bersama-sama menuju kabupaten Bantul, tepatnya di dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, bantul. (sebenarnya sih sempat miskom tempat kumpul, wahahaha).

Berbekal pengetahuan minimalis tentang letak Gua Cerme (dimana kami mengira Wisnu tahu jalannya, eh ndilalah Wisnu ngiranya saya yang tahu jalannya, walhasil GPS pun digunakan orz*gagal jadi wong Jogja kabeh :v*), kami bertujuh dengan kendaraan motor seadanya, melaju santai menuju tujuan kami.

Syukur Alhamdulillah, ternyata petunjuk jalan Gua Cerme nggak pelit, bahkan dibilang mudah untuk mengantarkan kami ke sana. Sekitar 1-1,5 jam perjalanan lurus-kanan-kiri-naik-turun dan kami pun sampai ditempat~yeeeii~~

Keadaan Jalan Menuju Gua Cerme (Captured by: Winny WM)

Disambut dengan pemandangan seperti ini bersyukur banget sama yang Di Atas :">

Gua Cerme Rangers :v

Nah, Gua Cerme ini konon jadi tempat "base camp" (base camp yang seperti apa dan ngapain saya kurang begitu mengerti, maklum cuma dengar sekelumit dari Tamam yang tanya-tanya ke bapak2 guidenya :v) para Wali (Wali Sanga) yang ada di Jogja dan Jateng, salah satunya adalah Wali Sunan Kalijaga, hingga ada patung beliau sedang menunggangi kuda (sayang nggak terfoto, hiks) dan beberapa tulisan aksara Jawa menghiasi tangga yang ada disana (ini juga nggak saya foto, huwaaa).


Perjalanan kami dimulai dari Kabupaten Bantul. Dipandu oleh guide kami bernama pak Sagio dan ditambah dua teman lagi yang ikut rombongan kami, Dek Yaki dan Ayahnya. Yuk yuk tilik foto-foto yang sempat saya abadikan di dalamnya ya :">.



Daftar Rombongan :p

Guaception: ada gua di dalam gua, tapi sepertinya nggak sedalam kelihatannya, kelihatannya :|

Hati-hati ya, itu kalau kena tulang kering kalian cukup bikin kaki maha cenat cenut

Air terjun ini kudu dilewati agar bisa menuju jalan keluar

Tinggi air disini cukup beragam, dari yang cuma semata kaki hingga sedada orang dewasa +_+


Kami pikir putih-putih itu adalah salju, ternyata bukan, warnanya putih berkelap kelip, semacam ada serbuk gliter diatasnya, ntahlah itu zat apa, kemungkinan mineral (alamat jauh dari guide, nggak bisa banyak tanya T_T)


And.... finish!

お疲れ様!めっちゃ楽しかったね~

Akhirnya!

Our Guide: Pak Sagio

Sudah beda Kabupaten lho, ini di Gunung Kidul! ヽ(‘ ∇‘ )ノ

Jalan Pulang: Ini sama saja kita berjalan kembali dengan jarak gua yang kita tempuh tadi,  jadi total jalan yang kalian tempuh untuk berangkat-pulang kira-kira 2.4 km, cukup pak, ampun~! +_+

Kembali menemukan pemandangan yang bikin terus bersyukur dan menyadari nggak sia-sia kami jalan jauh :"> 
INI BAHAYA: Serius, jalan ini bahaya banget, dengar-dengar dari Bapaknya Dek Yaki kalau jalan ini sudah memakan korban jiwa, so... jalannya pelan-pelan aja, nggak usah pecicilan kayak anak-anak abege di belakang kami pekan lalu -__-

Sudah kembali lagi ditempat semula, yatta! ヽ(;▽;)ノ

Bersama Bapaknya Dek Yaki (dan sampai detik beliau pulang saya nggak tahu namanya orz), Dek Yaki-nya nda mau foto bareng saya sih T_T


Informasi, Tips dan Wejangan mengenai Gua Cerme:

Informasi Biaya:
-Biaya Masuk: Biaya masuk Gua Cerme terbagi menjadi 3: biaya konservasi untuk daerah Bantul seharga 3000 rupiah, biaya konservasi untuk daerah Gunung Kidul seharga 3000 rupiah pula dan biaya guide. 
-Biaya guide ini saya agak lupa, yang jelas bila rombongan kalian kurang dari 15 orang dikenakan biaya 40.000 rupiah per-kelompok/per-rombongan, jadi lebih baik bawa rombongan diatas 15 orang.
-Biaya Sewa Lampu Senter: ada dua jenis senter, senter biasa dan senter kepala. Harga keduanya sama 5000 rupiah.
-          Biaya Parkir: motor 2000 rupiah, mobil ±5000 rupiah.

Informasi Jalan:
-Akses jalan yang kami gunakan adalah melewati Terminal Giwangan. Lurus saja ke selatan sampai nanti menemukan banyak petunjuk jalan menuju Gua Cerme.
-Jalan dari Terminal Giwangan sampai Pasar Imogiri lempeng nan lurus, namun setelah itu sekitar 8km sebelum sampai Gua Cerme jalannya bakal naik turun macem BGMnya Ninja Hattori :|.
-Sedangkan jalan masuk Gua Cerme sendiri ada dua, yang melewati tangga (yang menjadi garis finish kami) atau dari sisi patung Sunan Kalijaga.

Tips dan Wejangan:
-Wajib dibawa: Baju ganti dan handuk sudah pasti. PLASTIK! Bagi kamu yang suka foto-foto dan tidak ounya watercase macam saya ini lebih baik bawa plastik cukup tebal dan besar (kalau kameranya besar ya), ini bakal sangat berguna.

-Optional:
  • Pakaian yang kamu gunakan untuk masuk lebih baik yang bebas gerak dan melindungi tubuh, celana training dan kaos lengan panjang misalnya. Untuk alas kaki lebih baik pakai sepatu karet atau boots karet kalau punya, karena jalan di Gua Cerme itu licin dan berlumpur, jangan kayak saya pakai sendal jepit, tidak baik untuk ditiru :p.
  •  Minuman dan Snack (kalau bisa yang hangat-hangat, sebenarnya banyak juga yang jualan mie cup dan wedang panas2), bolehlah :D.
-         -Barang-barang seperti tas bisa kamu titipkan ditempat kamu menyewa lampu senter.


Sekian, Gua Cerme kami tutup dengan makanan satu ini:

Mie Ayam Bakso dan Es Teh \(^ ^)/

Saa, selamat akhir bulan September teman-teman! Mari kita sambut Oktober yang tinggal 45 menit ini! fiuh... untung masih keburu posting
05.24 AM, from Gamplong, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta

Mendadak pengen banget ngepost sesuatu, pengen cerita banyak, tapi bingung mau nulis apa dan darimana, walhasil cuma tulis menulis geje pagi hari ini habis solat subuh dan nangkring di depan komputer Rumah Pintar Mentari di Dusun Gamplong 3, tempat saya melakukan aktifitas  KKN yang sudah jalan 4 minggu ini \(@ ̄∇ ̄@)/

Sekilas tentang dusun Gamplong, dusun ini dikenal sebagai sentra kerajinan anyaman dan tenun. Letaknya di desa Sumberrahayu, ya pokoknya itu deket2 sama daerah Godean (dan deket banget sama rumahnya @liaayei yang jelas, woohoo! o(≧∇≦o))

Karena fotonya masih ada di kamera dan beberapa di flashdisk dan belum sempet menyortir, saya susulkan saja ya, yang jelas disini tempatnya enak banget, jauh dari hiruk pikuk kota (tapi sebagai gantinya tiap beberapa waktu suara klakson dan gejes-gejesnya kereta api, deket banget sama rel!), tenang, orang-orangnya ramah, dan tentunya, seru nan hepi :'3

Yang mau mampir, sini sini! Nanti saya ajakin ke rel kereta api penghubung antara kabupaten Sleman dan Kulonprogo, penasaran? Tunggu postingan selanjutnya ya :3

Well, selamat menjalankan ibadah puasa juga ya minna, semoga bulan puasa ini penuh berkah, seperti saya disini, penuh takjilan dan teman-teman baru yang juga super dalam hal apapun yang berbeda-beda \^^/
Selamat Malam menjelang pagi~, kali ini saya mau memposting hasta karya yang saya pelajari dari blog mantep yang saya temui ketika browsing kemana-mana tentang kamera lubang jarum:



Sedikit cerita tentang kamera unik ini, kamera lubang jarum atau nama kerennya kamera  obscura merupakan kamera tanpa lensa dan hanya menggunakan titik suangaaatt kecil. Kamera ini akan berfungsi kalau seluruh dalam 'tubuh'nya hitam semua. Tubuhnya sendiri bisa dari apa saja, dari yang namanya kardus, sampai kaleng bekas rokok bisa disulap jadi kamera ini ;).

Dari titik suangat kecil itu bisa jadi gambar? Bisa dong, cahaya yang melewati titik kecil itu akan memproyeksikan gambar yang ditangkap dan terekam secara terbalik nantinya. Dan kamera ini sudah ada sejak abad ke-5 sebelum masehi oleh seorang filsuf Mohist di jaman Cina Kuno bernama Mozi, lalu dari tahun 1000 hingga tahun 1600, sudah tercatat orang-orang yang menulis tentang kinerja kamera ini seperti seorang ilmuwan dari Persia bernama Ibn al-HaythamGemma Frisius dan Giambattista della Porta. Untuk lebih lanjut mengenai sejarahnya bisa di cek di http://en.wikipedia.org/wiki/Pinhole_camera atau mampir ke blognya kaleng harapan :p

Nah, bahan-bahan yang saya pakai untuk kamera lubang jarum ini terpatok dari blog yang sudah saya sebutkan diatas, seperti:


1. Pilox warna Dull Black (warna hitam doff)
2. kaleng bekas minuman
3. Kaleng bekas rokok
4. Gunting
5. Kertas amplas
6. Cutter
7. Palu

dan ada barang2 yang tidak ada difoto yg penting juga seperti paku, lakban hitam (saya menggunakan dua, lakban besar, sama lakban kecil untuk kabel listrik gitu) dan JARUM PENTUL tentunya, penentu dari segala penentu ini #halah.

cara pembuatannya juga nda jauh2 beda sama blog kaleng harapan jadi saya share beberapa foto proses pembuatan kamera lubang jarum yang saya lakukan tadi sore:

Tengahnya dilubangi menggunakan palu, biar nggak penyok2 kayak punya saya ini, katanya si empu kaleng harapan, bisa ditahan dalemnya, tapi ditahan bagaimananya saya juga nggak begitu ngerti XD
Setelah dibolongi kaleng bekas rokok tersebut, semprot bagian dalam 'tubuhnya' dan bagian dalam tutup kaleng menggunakan pilox warna dull black:

tadaaahh~semacam inilah nyemprot2nya, kalau nggak rapi dimaklumi, masih pemula inih sayaah >.<


Selagi menunggu seluruh cat piloxnya mengering, bisa disambi untuk mempersiapkan lubang jarumnya, si inti kameranya ^^d.



diamplas, amplas, terus dipotong kecil lalu dibolongi menggunakan jarum seperti gambar selanjutnya ini:

Kira-kira 0.03mm ukurannya itu lubang, cukup ditekan-tekan menggunakan jarum pentul sampai terlihat cahaya menembus :D

Setelah cat pilox mengering, tempelkan lempengan besi kaleng bekas minuman yang sudah dibolongi menggunakan lubang jarum tadi ke lubang yang lebih besar yang kita buat tadi di kaleng bekas rokoknya.

kira-kira seperti ini hasilnya, yang saya pegang itu shutternya loh ;)

detail titik lubang jarumnya

Lubang dari dalam 'tubuh' kamera

Tutupnya juga jangan lupa diberi lakban, kalau menurut saya karena tubuhnya peyok, jadinya ya harus ada lakban itu untuk membantu agar tidak ada cahaya yang masuk selain dari lubang jarum.




出来た!

tadaaaahh, selesai juga membuat Kamera Lubang Jarum ini, tapi sayangnya belum sempat merekam dan mengolah apapun dengan barang-barang seperti dibawah ini karena waktu yang tidak memungkinkan T^T

Superbrom untuk developer, Acifix untuk fixer, Merit alias Merit Ilford alias Kertas hitam putih alias  Kertas Emulsi alias media untuk tempat hasil rekam yang tertangkap

Dimana bisa mendapatkan ketiga barang tersebut di Jogja? Setelah hampir mau titip teman di Jakarta, akhirnya saya mencoba untuk mencarinya di Central, toko kamera yang ada di Jl. Solo. Untuk masalah harga, kertas emulsi (kalau ke Central disebutnya kertas Ilford/hitam putih) dibandrol 125ribu isi 100 lembar ukuran 3R. Sedangkan Superbrom dan Acifix ini bentuknya bubuk yang harus dilarutkan oleh air (ketentuan dan cara penggunaan bisa dilihat disini: http://kalengharapan.blogspot.com/2013/01/proses-mencuci-media-rekam-di-kamera.html) masing-masing harganya dibandrol 20ribu :).

Untuk kertas dan serbuk2 tersebut memang cukup mahal, tapi kalau sudah bosan dengan kegiatan seperti edit2an di komputer menggunakan sotosop dan kawan-kawannya, saya rasa Kamera Lubang Jarum bisa jadi alternatif lain untuk bermain dan belajar di dunia fotografi (macak bobo saja saya inih,XD). Ingat! Fotografi itu ilmu sekaligus seni melukis dengan cahaya sebagai media utamanya. BUKAN ilmu dan seni digitalisasi semata ;).


special thanks to:
Mas @arieharyana, selaku pemilik blog Kaleng Harapan, yang sudah mau melayani pertanyaan-pertanyaan amatiran seperti saya ini, maaf ya kalau mengganggu >.<


Btw, selamat Bulan Juli teman-teman :D, selamat KKN bagi yang menjalankan, termasuk saya..mihik T^T9 衣装件名頑張りましょう!
Diantara banyaknya tugas yang numpuk untuk ujian besok Senin, saya malah terlarut untuk nulis-nulis ketik-ketik nggak jelas lagi.

Ini tentang seorang teman, yang pernah bertanya mengenai tentang dirinya, apa pendapat saya tentang dirinya.

Diiringi lagu dari Efek Rumah Kaca - Desember, saya mengetik ini. Lagu Desember ini sangat cocok untuk merepresentasikan tentang seorang teman saya itu, selain karena bulan kelahirannya, Ia adalah seorang sahabat, seorang kakak yang selalu bicara sangat bijaksana, adil dan menyejukkan dengan suara teduhnya, seorang partner yang bisa diajak untuk tukar-menukar lagu, konsep, video, bacaan, dan sebagainya. 

Tapi dari sekian sisi positif itu, seorang teman ini ternyata senang bernyanyi sendiri, berbagi cerita untuk dirinya sendiri, seperti menyembunyikan hal-hal misterius yang tak diketahui banyak orang, malahan tidak boleh dibagi oleh siapapun, hanya untuknya, seorang.

Ia yang seperti menunggu sisi gelap, sisi kelamnya untuk diterangi. Ya, Ia seperti pelangi, yang setia menunggu hujan untuk reda, seperti kisah sedih yang harus diputarbalikkan menjadi balada lainnya.



PS:
Saya tahu kalau seorang teman ini juga tipe orang yang kepo, kalau baca, saya sudah menjawab pertanyaan anda tempo hari itu ya.
Selamat dini hari semuanya, senangnya saya punya bahan buat postingan baru bisa bertemu lagi di postingan blog saya ini ヽ( ̄(エ) ̄)ノ.

Jadi ceritanya hari ini kemarin (atau tepatnya) tadi siang puncak-puncaknya iseng dan selo minggu ini, padahal tugas numpuk, UAS sebentar lagi (hari ini malah ada satu :p) dan saya malah buat ini:


Green tea-Strawberry Brain Freeze! Cetaaarr~~

Ehm, apa ya namanya, ini campuran dari green tea bubuk:





beberapa buah stroberi (tadi saya pake 3 buah aja, soalnya "menyelamatkan" dari yang sudah busuk, hiks); terus saya pake susu kental manis sachetan kayak gini:

ada indomilk juga kok, seribuan aja :3

es batu dan sedikit air lalu saya blender pakai alat yang ada di rumah dan kebetulan ada blender macem gini:





Bahan dan cara membuatnya:

bahan 1:
1-1½ sdt green tea bubuk, selera kamu
1 sct susu kental manis
es batu secukupnya
1-2 sdm air dingin/biasa

blender semuanya sampai es batu hancur ya~
setelah menurutmu sudah hancur dan tercampur semua, masukkan ke dalam gelas

bahan 2:
3-5 buah stroberi, cuci bersih, potong 2
1 sct susu kental manis
es batu secukupnya
1-2 sdm air dingin/biasa

caranya idem dengan bahan pertama
setelah hancur, masukkan ke dalam gelas yang sama dengan bahan 1.

fyi: 

-green tea bubuk 25 gr (kayak di foto atas) harganya 15ribu, kalau kamu tinggal di Jogja dijual di toko kue INTISARI, disana ada banyak macam bahan-bahan minuman termasuk bubuk green tea ini ^^
-blender apapun bisa kok, asal tetap menjaga es batu TIDAK BERUBAH menjadi terlalu cair atau malah jadi air.
-susu bisa diganti susu cair+gula, tapi sedikit saja, biar gak terlalu berair

nah, selamat mencoba dan  ber-brain-freeze-an ya :9

kembali nugas